Friday, January 25, 2013

Cara Sederhana Finishing Mebel

Setelah mempersiapkan tempat, alat dan bahan finishing selanjutnya kita mulai dengan aplikasi dengan cara yang sederhana,


1. Persiapkan Barang Yang Akan Difinishing

Cek barang yang akan difinishing apakah ada bagian kayu yang pecah, tidak rata (pada top table) atau ada cacat yang lainnya, bila ada sebaiknya di servis dulu sebelum proses selanjutnya


2. Pengamplasan Dan Pendempulan

pendempulan
pengamplasan
Selanjutnya bila kayu sudah tidak ada cacat kita lakukan pengamplasan, saya sarankan bila kayu masih sangat kasar dan bergelombang gunakan amplas no. 80 sampai no. 180, setelah cukup lakukan pendempulan untuk lubang2 yang agak besar dengan wood putty (biasanya pada sambungan kayu atau bekas paku) sedangkan untuk menutup pori2 kayu kita aplikasi dengan wood filler bisa di kape atau di encerkan dengan tiner secukupnya lalu di lap ke kayu, setelah itu di amplas, aplikasi dengan wood filler bisa dihilangkan atau tidak dilakukan sesuai efek yang di inginkan, karena fungsinya sebagai penutup pori jadi nanti cat yg diaplikasi diatasnya lebih cepat menutup/flat, bisa juga sebagai efek pori misal kayu akan diberi warna muda sedangkan wood filler di beri warna tua/hitam jadi warna pori-pori pada kayu akan semakin mencolok/kontras. setelah wood filler lakukan pengamplasan saya sarankan amplas no. 180 sampai no. 240, cek hasil amplasan sampai halus.


3. Pewarnaan Atau Staining

spray wood stain
Proses selanjutnya adalah kita lakukan pewarnaan dasar, pewarnaan dasar disini juga bisa dihilangkan atau tidak dilakukan sesuai efek yang diinginkan, bila ada proses warna dasar artinya hasil yg akan diperoleh nantinya akan lebih menonjolkan pori pori kayu dan bila warna diaplikasikan diatas sanding sealer atau hanya pada coloring hasil yg didapat pori akan tidak terlihat kalaupun terlihat nantinya akan kurang kontras. oke kembali ke warna dasar encerkan wood stain (WS) dengan tiner dengan perbandingan WS 1:2 Tiner lalu spray basah ke barang, Perbandingan campuran warna dan tingkat warna waktu di spray ke barang bisa disesuaikan atau menurut selera, setelah itu diamkan kira-kira setengah jam atau warna sudah kering.
pengamplasan mentah yg kurang bagus

pengamplasan mentah sudah bagus
Permukaan kayu setelah di warna dasar akan terlihat bagaimana kualitas amplasan, bila amplasannya kurang bagus stain di kayu akan terlihat bekas goresan seperti ulat dan pengamplasan yang bagus stain akan terlihat rata. bilahasil amplasan terlihat kurang bagus silahkan amplas ulang.


4. Sanding Sealer

sanding sealer NC

Sanding sealer kita gunakan jenis NC Sealer saja karena lebih mudah dalam aplikasi dan pencampuran hanya diencerkan dengan tiner. Pengenceran dengan tiner ND dengan perbandingan NC Sealer 1:1,5 sampai 2 bagian tiner ND, spray basah cross 4 layer tunggu kering antara setengah jam sampai satu jam setelah itu amplas dengan kertas amplas no.400 lalu aplikasi sekali lagi untuk hasil film yang lebih baik dan amplas lagi dengan kertas amplas no.400 sampai halus.


5. Coloring

warna setelah setting

Setelah sanding sealer lakukan setting warna, setting warna disini yang menentukan seberapa tua hasil warna yang di inginkan, campurkan wood stain dan tiner dengan perbandingan wood stain 1:4 tiner bisa juga di campurkan NC Sealer yg sudah diencerkan sebanyak 1 bagian untuk mengunci warna agar tidak terjadi bercak-bercak saat top coat diaplikasi (biasanya terjadi apabila warna coloring yg diaplikasi terlalu tebal). Spray sampai tingkat warna yang diinginkan.


6. Top Coat

hasil setelah top coat

Ini adalah pelapisan cat yang terakhir yang berfungsi sebagai pelindung warna setting dan memberikan tingkat gloss. Gunakan NC Laquer sesuai tingkat gloss yg diinginkan, biasanya dipasaran banyak di jual hanya 3 tingkatan yaitu clear gloss, semi gloss, dan clear doff. Encerkan dengan tiner ND atau Tiner NC dengan perbandingan NCL 1:2 tiner, spray basah cross 2 sampai 4 layer, tunggu kering dan selesai. Aplikasi top coat bisa diulang sekali lagi apabila hasil masih belum maksimal tunggu 1 sampai 2 jam diamplas dulu dengan kertas amplas no.1000 lalu aplikasi ulang. Lapisan NC akan kering sempurna setelah semalam atau 17 jam siap packing.

Semoga membantu..
Published with Blogger-droid v2.0.10

Thursday, January 24, 2013

Persiapan Finishing Mebel

Sebelum memulai pengecatan pada kayu atau mebel terlebih dahulu siapkanlah tempat yang cukup besar dan layak, yang nantinya akan di bagi bagi dalam beberapa ruangan yang di butuhkan sesuai model finishing mebel jenis apa yang akan dijalankan, apakah step aplikasi yang sederhana dan ataukah membutuhkan proses aplikasi yang panjang, dan mengenai lay out ruang finishing kan saya bahas nanti, lalu perlengkapan apa sajakah yang dibutuhkan untuk memulai proses finising mebel? 


1. Mebel Atau Kayu Yang Akan Difinishing 



Pilihlah kayu sesuai kualitas yang di inginkan sesuai budget dan permintaan, kayu muda tentunya lebih butuh perawatan ekstra karena sering rawan masalah melengkung dan rapuh. 



2. Amplas 

Pemilihan grade amplas sangat penting sesuai dengan permukaan kayu yang akan di kerjakan, pada amplas mentah kayu sebelum di finishing bila kayu masih dalam keadaan yang kasar dan tidak rata amplaslah dengan grade yang rendah no. 80 sampai 120 setelah itu bisa diperhalus dengan no. 240 dan untuk amplas setelah sanding sealer atau sebelum top coat gunakan no. 360 sampai 600, dan saat revisi top coat saya sarankan untuk menggunakan no. 600 sampai 1000 agar setelah top coat tidak terjadi sanding mark.




3. Compressor



Jenis & ukuran dari udara kompresor biasanya didasarkan pada tempat Anda menggunakan kompresor udara, untuk kapasitas kecil inflator kecil atau kompresor udara portabel akan cukup baik untuk Anda, Namun, salah satu kelemahan dari inflators adalah kecepatan lambat kompresi udara. Jika Anda mencari inflasi lebih cepat dalam menjalankan pengumpulan udara kompresor udara portabel yang lebih cocok dan menghemat waktu. Untuk kapasitas pekerjaan yang tinggi anda mungkin perlu kompresor udara yang lebih besar untuk daya beberapa senjata semprot, nailers, Sanders atau alat lainnya. Saya merekomendasikan Anda untuk mendapatkan kompresor yang memiliki CFPM tinggi (kaki kubik per menit) aliran udara dari alat-alat Anda berencana untuk menggunakan. Misalnya, pistol semprot mungkin perlu 4 CFPM aliran udara untuk bekerja dengan baik, sehingga kompresor udara Anda membeli harus mampu menghasilkan lebih dari ini udara banyak dalam waktu yang lebih singkat.


4. Spray Gun



Dalam pengecatan menggunakan teknik spray gun, beberapa hal yang harus dipahami adalah mimilih Spraygun yang sesuai dengan benda yang akan kita cat. Berikut ini beberapa tips yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih spraygun.Yaitu:
 ^Ukuran dari benda kerja.
 ^Besarnya area yang akan dicat. Sesuaikan dengan feed-nya (jenis spraygun dalam hal posisi tempat cat)
  • Untuk part kecil dan frekuensi pergantian catnya tinggi gunakah Gravity feed. (G type)
  • Untuk part yang kecil hingga medium dalam pergantian catnya Kamu dapat menggunakan type Suction feed (S type)
  • Untuk part besar dan area yang luas dan menggunakan system conveyor, Kamu sebaiknya menggunakan Pressure Feed (P type) yang dipadu dengan pompa bertekanan deserta tankinya.
 ^Kekentalan cat atau viskositas cat yang akan digunakan. Hal ini harus dipertimbangkan karena mempengaruhi pemilihan nozzle spraygun. Jangan sampai nozzle terlalu besar dan juga tidak disarankan terlalu kecil. Kekentalan cat dapat dilihat dan diukur menggunakan viskometer Ford cup #4, atau NK-2.
 
 
 
5. Cat
 
Cat disini adalah bahan utama yang di butuhkan dalam proses finishing kayu, dalam pengecatan mebel bisa dengan hanya menggunakan satu bahan dan ada yang lebih, dengan satu bahan misalnya dengan politur atau teak oil yang cara aplikasinya dengan multilayer coating artinya cat yang sudah diaplikasikan bisa diaplikasi ulang dengan penebalan sampai tingkat yang di inginkan, dan yang lebih dari satu bahan artinya dalam proses finishing membutuhkan lebih dari satu macam bahan, dimulai dengan pewarnaan (staining), pembentukan lapisan film untuk melindungi permukaan kayu (sanding sealer), dan lapisan peberi tingkat gloss (top coat).

NC Sanding Sealer

PU Coating


Melamin Top Coat
Wood Stain

Monday, January 21, 2013

Tentang Cat

1.Pendahuluan
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain (Susyanto, 2009b)


2.Teknologi Pembuatan Cat
Pada dasarnya pembuatan cat menggunakan teknologi yang berkaitan dengan teknologi kimia organik dan kimia polimer. Prosesnya dengan memanfaatkan kimia antar permukaan, kimia koloid, elektrokimia dan petrokimia.
Rancangan polimer untuk cat berupa komposit dengan persyaratn tinggi untuk mencapai tinggi untuk mencapai berbagai fungsi, sebagai aplikasi utama dari kimia polimer. Resin sintetis untuk cat berupa polimer yang dibuat dengan menggabung beberapa monomer untuk mencapai berbagai karakteristik. Ada banyak jenis resin seperti resin linier termoplastik, resin thermosetting yang dapat ditaut silang, resin tak jenuh, dan masih banyak lagi jenis yang lain. Yang diterapkan terutama teknologi sintetis resin, polimerisasi tambahan dan polimerisasi kondensasi, sementara teknologi polimerisasi baru lainnya saat ini banyak dikembangkan oleh para ahli kimia.

Untuk mencapai mutu mendasar sebagai cat, yang sangat penting adalah berbagai faktor yang terkait dengan kimia antara cat dan substract, kadar basah (wettability) cat, adhesi dan absorpsi, serta reologi.
Kurang lebih 75% dari bahan utama cat seperti resin, aditif dan pelarut bergantung pada produk minyak bumi, sehingga petrokimia dan kimia organik sangat terkait erat dengan cat.

Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen dalam sarana (resin dan pelarut). Dengan demikian properti cat sangat tergantung pada ukuran partikel dan permukaan pigmen.

Tebaran pigmen adalah proses untuk membasahi dan melepas partikel utama pigmen dan menebarkannya ke dalam sarana secara merata. Untuk menghindari koagulasi dan menjaga agar kondisi tetap stabil, yang sangat penting adalah kontrol yang didasarkan atas kimia koloid dan kimia antar permukaan. Berbagai properti cat, seperti fluiditas, kehalusan, kilap, kekuatan menyembunyikan dan stabilitas penyimpanan sangat dipengaruhi oleh penebaran pigmen ini (Anonim, 2007c).


3.Bahan-Bahan Penyusun Cat

3.1. Resin Atau Binder
Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).
Tabel 3.1. Pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film)
PENGUAPAN SOLVENT(Lacquer dan Duco) Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan pemanasan.Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat dan padat.  Kecepatan mongering, kualitas rata dan kilap dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll
REAKSI DENGAN UDARA(Varnish dan Syntetic Enamel) Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain.Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika akan dipakai.  Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara.
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup lama).
REAKSI POLYMERISASI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi) dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non katalis), panas atau radiasi UV.  Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.
Tanpa katalis(2 Pack Enamel) Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi, maka pasangan resin jenis ini harus dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai, dicampur satu dengan lainnya jika hanya akan digunakan.Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa disebut sebagai “hardener”, karena setelah resin ini dicampurkan dengan pasangannya akan terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut.
Dengan Katalis Karena pasangan dua resin ini tidak cukup reactive, maka perlu ditambahkan katalis untuk memulai reaksinya. Resin jenis ini bisa dicampur dan disimpan dalam satu wadah satu dengan lainnya.Selama katalis belum dicampurkan maka tidak akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan tersebut. Contoh resin ini adalah resin amino (melamine) dan alkyd polyol yang akan bereaksi atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu berupa asam organik atau anorganik.
Panas (StovingEnamel) Disamping katalis seperti sudah disebutkan di atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya adalah resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada cat-cat mobil.
Radiasi UV Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang lain bila diradiasi dengan sinar UV. Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah campuran resin dikenai sinar UV.
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.
Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya dipakai resin yang secara alami encer dan agak lambat keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering sangat tidak cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat kering sangat tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.
  • Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan, benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka resin Epoxy adalah jawabannya.
  • Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga, substrat (permukaan bahan yang akan di cat), lingkungan (berair, kering, korosif,…), dan lain-lain.(Susyanto, 2009g).
3.2. Pigment Dan Extender (Filler)
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak.
Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:
Tabel 3.2. Beberapa fungsi pigment
OPTIS Memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya
PROTECTIVE Memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dll
REINFORCING Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi, dll

Gambar  Pigmen

Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari cat dapat dibentuk atau diciptakan dengan menambahkan pigment yang tepat dan konsentrasi yang sesuai. Untuk memilih pigment yang tepat dan benar perlu dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu sendiri. Sifat-sifat pigment tersebut adalah:
  • Warna dasar
  • Bentuk dan ukuran partikel
  • Berat jenis, density atau specific gravity
  • Oil absorption
  • Hiding power (refractive index)
  • Daya tahan terhadap panas dan asam basa
  • PH
  • Muatan Listrik
  • Bleeding
Secara umum pigment terbagi dalam dua kategori besar berikut:
Tabel Pembagian pigment
PIGMENT ORGANIK Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon)
PIGMENT ANORGANIK Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam yang terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.
Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment (Susyanto, 2009f).

3.3. Solvent
Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa masing-masing komponen penyususun cat mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda. Resin membentuk film dan memberi kontribusi terhadap karakter film yang terbentuk, sedang pigment disamping memberi warna juga berfungsi menambah kekuatan mekanis film.
Bagaimana dengan solvent ? Sekalipun setelah pemakaian solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.
Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing proses.
Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan keringnya.
Cat merupakan sebuah system campuran yang kompleks, ada padatan (solute) yang terlarut atau terdispersi dalam pelarut cair (solvent), ada juga cairan (solvent active) yang terlarut dalam cairan lain (diluent). Jadi definisi solvent adalah cairan (biasanya mudah menguap) yang berperan melarutkan atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film (resin, pigment dan/atau additive) yang akan menguap terbuang ke lingkungan selama proses pengeringan.
Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Thinner adalah campuran beberapa solvent yang dipakai untuk melarutkan resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau cat dilarutkan oleh tidak hanya satu jenis solvent , tetapi oleh beberapa  macam kategori solvent. Bagaimana dengan cat water base, solvent dan thinner-nya adalah setali tiga uang atau sama saja, yaitu air. Untuk cat jenis water base dimana air adalah sebagai pelarutnya, tidak akan dibahas dibagian ini.
Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:


Hidrokarbon
Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Golongan ini terbagi lagi menjadi tiga sub golongan, yaitu: aliphatis, aromatis dan halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan aliphatis dibagi lagi menjadi aliphatis jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated). Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai  maksimum, bukan merupakan titik didih tunggal.
Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester,  ether, ketone dan alkohol.
Faktor penting bagaimana solvent menjalankan fungsinga didalam cat adalah kemampuannya untuk melarutkan resin, kemudian membentuk larutan yang stabil dan homogen. Beberapa parameter dalam hubungannya terhadap daya larut solvent adalah sebagai berikut:
Solubility Parameter solvent; solvent hidrokarbon mempunyai hubungan yang proporsional dengan harga Kauri Butanol (KB); semakin besar harga KB-nya, semakin besar solubility parameternya atau dengan kata lain semakin besar pula daya larut solvent tersebut. Range harga KB adalah antara 20 -105. Untuk beberapa solvent hidrokarbonn aliphatis berkisar antara 28 – 40, sedang untuk hidrokarbon aromatis lebih besar dari 70. Cara lain untuk menentukan daya larut solvent-solvent hydrokarbon adalah dengan menentukan Titik Anilin (TA); makin rendah TA, makin besar daya larut solvent tersebut.
Hidrogen Bonding Index adalah merupakan ukuran kekuatan ikatan antara atom-atom hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti oksigen dalam solvent tersebut, harganya berkisar antara – 15 sampai + 18. Solvent-solvent hidrokarbon mempunyai harga rendah dan jenis alkohol mempunyai harga yang tinggi, sedang lainnya berkisar di antara dua jenis solvent tersebut.
Dipole Moment adalah polaritas suatu solvent yang tergantung dengan nilai konstanta dielektriknya. Pada umumnya makin polar suatu bahan yang dilarutkan akan membutuhkan semakin polar pula bahan pelarutnya.
Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa istilah yang berkaitan dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active Solvent, Latent Solvent dan Diluent. Active solvent adalah solvent yang secara nyata melarutkan NC, contoh: hampir semua keton (MEK), ester (ethyl atau butyl acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga disebut co-solvent adalah solvent yang bila sendirian tidak bisa melarutkan NC, tetapi digunakan untuk meningkatkan daya larut active solventnya. Peningkatan daya larut active solvent dapat dilihat dari penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah ditambah latent solvent (dibanding dengan penambahan yang sama active solvent atau solvent jenis lain), contoh latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan kedua jenis campuran solvent tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah, dibanding bila hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).

3.4. Additive
Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk campuran cat tersebut.
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana additive harus digunakan.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.
Tabel 3.4. Pembagian additive
KATEGORI NAMA KETERANGAN
MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES WETTING AGENT Mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender
DISPERSING AGENT Mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN ANTI SKINNING AGENT Mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
THICKENING AGENT Mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
ANTI SETTLING AGENT Mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN ANTI SAGGING Mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak
LEVELLING AGENT Meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
ANTI FLOODING & FLOATING Mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal
ANTI FOAMING Mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat
MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH  SIFAT FILM

ANTI STATIC AGENT Mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
DRYER Mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
CATALYST Untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik
PLASTICIZER Meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
ANTI FOULING AGENT Mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal
MATTING AGENT Menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
ANTI FUNGUS Mencegah timbulnya jamur


Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment.
Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).
Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:
Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh  suatu campuran yang benar-benar merata  di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Gambar  Alat pencampur
Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50 mikron), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 micron) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan sifat yang harus dicapai.
Proses Dispersi
Tahapan dispersi meliputi:
  • Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh bahan-bahan cair (millbase).
  • Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
  • Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.
Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya.
Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang optimal.
Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20 mikron, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigmen, extender, sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.

Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
  • Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajad kehalusan yang diinginkan.  Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.
Gambar Triple roll Mill.
  • Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya(Sand Mill) . Di dalam silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator, kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.
gambar Sand Mill
Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat (Susyanto, 2009e).
Proses Pembuatan Cat  Secara Umum
Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-down, filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting agent.
Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi let-down, filtering, color matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya, ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas (Anonim, 2007a).


4.Jenis-Jenis Cat
Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya adalah berdasarkan bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan keberadaan solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain. Tabel pengelompokan berikut memberi kemudahan dalam kita mempelajari cat.
Tabel 4.1. Jenis-jenis cat
DASAR PENGELOMPOKAN JENIS DAN KETERANGAN
Bahan Baku Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat epoxy, polyurethane, acrylic, melamine, alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam cat tersebut, yaitu varnish atau lacquer (transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel (berwarna dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment).
FUNGSI Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti fungus), tahan api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water proofing), decorative, protective, heavy duty, industrial dll.
METHODE PENGECATAN Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
LETAK PEMAKAIAN Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah), top coat/finishing (pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan cat), interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari) dan exterior (di luar), dll.
JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood finishing), beton (concrete paint), kapal (marine paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll.
KONDISI DAN BENTUK CAMPURAN Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
ADA TIDAKNYA SOLVENT Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
MEKANISME PENGERINGAN Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat stoving (panggang), cat UV curing, cat penguapan solvent (lacquer dan duco), dll.

4.2. Kualitas Cat
Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan, berbagai usaha harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap proses seoptimal mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku, penyimpanan bahan baku, pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi, penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan harus dikontrol dengan jadwal, pengujian dan pelayanan yang memadai.
Beberapa pengujian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa resin, pigment, extender, solvent dan additive yang dibeli dan kemudian disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi, tidak terjadi salah barang, penyimpangan dan perubahan kualitasnya.
Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang mengulit, mengeras dan dengan dengan derajad kehalusan sesuai kebutuhan.
Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang diharapkan.
Untuk itu harus dilakukan pengujian-pengujian dasar sebagai bertikut:
Tabel 4.2. Uji kualitas cat
KATEGORI BAHAN JENIS BAHAN PENGUJIAN KETERANGAN
BAHAN BAKU RESIN Penampilan Membandingkan penampilan, seperti : permukaan, bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample resin dengan standard yang ada.Untuk warna resin dinyatakan dengan bilangan Gardner, yaitu menyamakan warna sample dengan skala warna Gardner. Warna jernih (1) hingga warna merah pekat (18)
Kekentalan (detik atau mPas) Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari sebuah  flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut. Cara ini efektif jika cairannya dalah jenis newtonian dan mempunyai range kekentalan dibawah 200 detik.Untuk cairan yang sangat kental maka digunakan cara Gardner, yaitu membandingkan kecepatan naiknya gelembung udara yang berisi cairan sample dengan cairan standard dalam tabung dengan ukuran tertentu dari yang paling encer (A) hingga yang paling kental (Z6).  Atau bisa dilakukan dengan alat Brokfield dengan range pengukuran kekentalan antara 10 hingga 8.106 mPas
Berat Jenis (gram/cm3) Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu.
Kadar Padatan (%) membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
Bilangan Asam mengetahui senyawa asam yang terkandung dalam resin
Membandingkan penampilan, seperti: bahan asing, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.Untuk membandingkan warna pigment, sample harus didispersikan atau digrinding dalam resin tertentu kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard  Untuk dyestuff perlu dilarutkan pada pelarut tertentu hingga membentuk larutan denga konsentrasi 3 (DZ) atau 10% (PP), kemudian dicampur dengan resin tertentu dan dilanjutkan seperti tersebut di atas.
PIGMENT DAN EXTENDER Penampilan
Oil Absorption Mengetahui seberapa besar penyerapan pigment atau extender terhadap oil atau minyak nabati dalam satuan ml per 100 g sample.
SOLVENT Penampilan Membandingkan penampilan, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
Resistivity Mengukur resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent  dengan dua dip elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik
Jenis dan Komposisi komponent Mengukur derajad kemurnian solvent atau menganalisa jenis dan fraksi komponen-komponen dalam campuran solvent
ADDITIVE Biasanya diuji secara langsung dengan menambahkan pada resep bahan setengah jadi (pasta) atau cat, diproses dan dipakai dan kemudian dibandingkan dengan additive standard pada semua aspek pengujian.
BAHAN SETENGAH JADI PASTA Kestabilan Mengamati pengulitan, pengerasan (gelling) dan kehalusan secara rutin selama pasta disimpan
Kehalusan (mm) Dengan mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran partikelnya.
Kadar Padatan (%) Idem di atas
Warna Setelah dijadikan cat, dengan mencapur pasta dengan komponen lain, kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard
CAT TANPA PIGMENT Penampilan Cat Membandingkan penampilan sampel cat, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan dan gumpalan dengan standard yang ada.
Kekentalan Idem di atas
Berat Jenis Idem di atas
Waktu Kering Dengan mempergunakan  sentuhan, tempel atau tekanan jari pada cat yang masih basah. Waktu kering meliputi : kering sentuh, tekan dan kering sempurna.
Kadar Padatan Idem di atas
Resistivity Idem di atas
Penampilan Film Pengujian film dilakukan setelah cat dikenakan pada substrat tertentu dan kemudian mengering. Penampilan filim meliputi  ada tidaknya: kulit jeruk, gelembung udara, bercak-bercak, tidak meratanya kilap, lekukan-lekukan kawah, kerut dan lain-lain.
Daya Kilap Film (gloss) Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh film. Alat yang dipakai adalah Glossmeter atau reflektometer
Daya Lekat Film (adhesi) Film cat kering digores dengan sudut cutter (30-45o) dan pada kecepatan 0.5 detik per satuan potongan sehingga didapat 25 kotak dengan jarak pemotongan sesuai ketebalan catnya. Kemudian dilekatkan selotip dan ditarik dengan kuat. Dari banyaknya kotak lapisan cat yang terangkat bisa kita nilai daya lekat film tersebut ( GT 0, tidak ada  yang terkelupas hingga GT 4, terkelupas > 65%)
Sifat Mekanis Film Sifat mekanis film meliputi: daya tahan terhadap impact, kekerasan dan lain-lain. Untuk daya tahan impact diuji dengan impact tester, kekerasan dengan hardness pendulum tester, hardness Dur-O-Test atau dengan pencil hardness.
DENGAN PIGMENT Semua pengujian yang dilakukan pada cat tanpa pigment juga dilakukan untuk cat dengan pigment dan ditambah beberapa pengujian berikut
Penampilan Warna Selama pencocokan warna (colour maching), sample cat dibandingkan dengan warna standarnya, bisa dilakukan dengan methoda tersebut di atas (pasta) atau dengan mempergunakan alat pencari warna (hunter lab colour matching), hingga diperoleh hasil selisih antara warna sample dengan standard sekecil mungkin (sesuai spesifikasi).
Kehalusan Idem di atas (pasta)
Daya Tutup Merupakan ketebalan minimal film dari cat dimana pola hitam-putih dari kertas kotak-kotak tidak dapat kelihatan. Pengujiannya adalah dengan menarik cat basah dengan applikator dimulai ketebalan paling besar hingga paling kecil, kemudian setelah kering dinilai daya tutupnya.
Pengujian tersebut di atas bisa juga diperluas atau ditambah sesuai dengan penggunanan cat dan kebutuhan, seperti : daya tahan terhadap sinar matahari perlu dilakukan untuk jenis cat yang dipakai di luar terkena sinar matahari, daya tahan terhadap korosi pada cat yang dipakai pada lingkungan korosif, dan masih banyak pengujian-pengujian yang lain (Susyanto, 2009d).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007a. Mesin Produksi. http://cattembok.web.id
Anonim, 2007b. Proses Teknologi Pembuatan Cat. http://pengecatan.blogspot.com
Anonim, 2007c. Sejarah Cat. http://cattembok.web.id
Anonim, 2009. Cat. http://id.wikipedia.org
Susyanto, Heri. 2009a. Additive. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009b. Apakah Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009c. Jenis Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009d. Kontrol Kualitas Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009e. Pembuatan Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009f. Pigment Extender. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009g. Resin. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009h. Solvent. http://www.geocities.com